Wednesday, July 31, 2019

5 Fakta Menarik Tentang Indonesia di Mata Orang Asing

5 Fakta Menarik Tentang Indonesia di Mata Orang Asing 

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia terkenal karena semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya 'berbeda-beda tetapi tetap satu jua'. Dengan keberagaman suku, etnis, dan pulau-pulau yang membentang di wilayah perairan --yang tersebar di seluruh Khatulistiwa--  ada banyak fakta menarik tentang Indonesia yang disampaikan oleh warga negara asing.
Menurut laman Trip Savvy yang dikutip Liputan6.com pada Kamis (20/9/2018), Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat di dunia.

Sebuah keajaiban geologis. Selain dilintasi Garis Khatulistiwa (0 derajat), Indonesia juga memiliki ratusan gunung berapi dan menjadi titik pertemuan Samudera Hindia dan Pasifik.
Meskipun Bali kerap dijadikan tempat bulan madu bagi sebagian besar wisatawan lokal dan asing --sekaligus salah satu pulau terbaik di Asia-- namun masih banyak 'orang luar' yang belum tahu banyak tentang daerah lain di Indonesia.
Berikut 5 fakta menarik tentang Tanah Air, dilihat dari 'kacamata' orang asing.

1. Banyak Anak Muda dan Negara Padat penduduk

Indonesia adalah negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia (dengan populasi hampir 270.054.853 juta jiwa pada tahun 2018). Nomor satu adalah China, kedua adalah India, dan Amerika Serikat bertengger di urutan ketiga.
Antara 1971 dan 2010, penduduk Indonesia benar-benar berlipat ganda --hanya dalam kurun waktu 39 tahun. Pada 2016, usia rata-rata penduduk Indonesia diperkirakan 28,6 tahun, sedangkan di Amerika Serikat adalah 37,8.

2. Agama Beragam

Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia --dengan lebih dari 230 juta jiwa. Uniknya, ada banyak penganut agama lain di negara Republik ini, yang amat bervariasi dari satu pulau ke pulau lain seperti misal di Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.
Selain itu ada pula Buddha di wilayah Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Kristen Protestan. Katolik dan Konghucu yang menyebar di sebagian besar pulau.
Namun beberapa di antaranya masih menganut paham animisme dan dinamisme, atau akulturasi dari agama dan keyakinan nenek moyang atau leleuhur.

3. Negara Kepulauan Terluas di Dunia

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan luas tanah 735.358 mil persegi, Indonesia jadi negara terbesar ke-14 di dunia. Namun ketika luas tanah digabungkan dengan luas lautan yang dimiliki, Indonesia menempati urutan ketujuh di dunia.
Akan tetapi, jumlah pulau yang tercatat menjadi perdebatan, sebab tidak ada yang tahu persis berapa jumlahnya. Ada pulau yang hanya muncul saat air surut, dan teknik survei yang berbeda menghasilkan jumlah yang berbeda pula.
Pemerintah Indonesia mengklaim ada 17.504 pulau, tetapi survei sebelumnya --yang juga dilakukan oleh Indonesia-- hanya menemukan 13.466 pulau. Di satu sisi, Central Intelligence Agency (CIA, badan intelijen pemerintah federal Amerika Serikat) menganggap Indonesia memiliki 17.508 pulau.
Perkiraan ini turun, dari yang semula 18.307 pulau berdasarkan data dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada tahun 2002.

4. Ada Banyak Bahasa

Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, namun ada lebih dari 700 bahasa dan dialek yang diucapkan di seluruh Kepulauan Indonesia. Papua, khususnya, memiliki lebih dari 270 dialek.
Dengan lebih dari 84 juta pembicara (speaker), bahasa Jawa adalah bahasa kedua yang paling menonjol di Indonesia.
Belanda meninggalkan beberapa kata untuk barang-barang yang tidak ada sebelum penjajahan mereka. Handuk (towel) dan askbak (ashtray) adalah dua contoh di antaranya.

5. Rumah Bagi Komodo dan Orangutan

Indonesia adalah satu-satunya tempat di dunia yang bisa membawa pelancong untuk melihat Komodo di alam liar. Dua pulau paling populer untuk melihat Komodo adalah Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Kedua pulau tersebut berada di taman nasional dan merupakan bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur --antara Flores dan Sumbawa.
Meskipun terkenal akan keganasannya, Komodo terdaftar sebagai hewan yang terancam punah dan masuk dalam Red List IUCN. Selama beberapa dekade, air liur Komodo --yang mengandung bakteri mematikan-- dianggap sebagai senjata ampuh untuk melumpuhkan --bahkan membunuh-- musuh atau predator lainnya. Pada 2009, para peneliti menemukan kelenjar racun di dalam tubuh Komodo.
Pada 2017, seorang turis Singapura diserang dan selamat dari gigitan Komodo yang menyerang kaki pria itu. Ironisnya, banyak ular kobra berkeliaran yang juga hidup di dua pulau tersebut.
Selain Komodo, Indonesia juga merupakan rumah bagi Orangutan. Sumatra dan Kalimantan adalah satu-satunya tempat di dunia yang menjadi habitat liar satwa tersebut.
Wilayah yang paling sering dijumpai Orangutan adalah Taman Nasional Gunung Leuser di dekat Desa Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Sumber :  https://www.liputan6.com/global/read/3648746/5-fakta-menarik-tentang-indonesia-di-mata-orang-asing?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F


 

Tuesday, July 30, 2019

Pesona Lampu Gentur Khas Cianjur yang Beragam dan Mendunia

Pesona Lampu Gentur Khas Cianjur yang Beragam dan Mendunia



TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Daya pikat Cianjur bukan semata pemandangan alam maupun kulinernya, tapi juga memiliki segudang produk unggulan industri kreatif. Salah satu yang gaungnya terdengar hingga ke mancanegara yakni lampu gentur yang sudah cukup lama berkembang dan terkenal, baik itu melalui ranah nasional maupun internasional.
Kampung Gentur sohor sebagai pusat kerajikan lentera atau lampu hias sejak dulu. Tanpa embel-embel merek, produk mereka bisa terkenal hingga di luar negeri. Tak pelak, banyak warga Gentur menggantungkan ekonominya pada pembuatan lentera tersebut.
Meski tanpa menggunakan merek, namun usaha lampu gentur lampu gentur sudah merajalela di pasar dunia. Tak hanya di kawasan Asia, lentera cantik khas Cianjur ini pun banyak dipesan para konsumen dari negara-negara Timur Tengah, Eropa seperti Yunani, Bulgaria, dan Amerika Serikat. Selain itu, telah dipasarkan ke Thailand, Jerman, Belanda, dan Dubai.
Saat pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB, mereka mulai beraktivitas membuat lentera hingga pukul 16.00 WIB sore hari. Setelah istirahat dan sholat Magrib, mereka kembali melanjutkan membuat lampu hias hingga jelang waktu sholat Isya. Maklum saja, kerajinan lentera atau lampu hias sudah mendarah daging bagi penduduk Kampung Gentur. Dengan rekam jejak seperti itu, sentra lentera ini menjadi ikon atau simbol kebanggaan warga Kampung Gentur, sekaligus pemerintah daerah setempat. 
Lentera atau lampu hias dengan warna-warna terang, merah, kuning, hijau tampak bergantung di etalase hingga pintu rumah penduduk Cianjur. Tepatnya di kampung Gentur, Desa Jambudipa, Kecamatan Warung Kondang, Cianjur, Jawa Barat. Lampu gentur merupakan warisan nenek moyang sejak dulu dan sudah dikenal di pasar dunia.
Maklum saja, kerajinan lentera atau lampu hias sudah mendarah daging bagi penduduk Gentur. Konon keberadaan sentra ini sebelum awal Kemerdekaan Republik Indonesia. Seperti kebanyakan produsen lampion di Gentur, Entis Sutrisna, pemilik “Kurnia Lamp”, mengatakan usaha yang digelutinya ini mewarisi usaha ini dari orang tuanya Baban Subandi yang juga diwarisi kakeknya Aki Musin yang sudah membuat lentera sejak tahun 1940-an. Dirinya merupakan generasi ke-empat penerus setelah ayahnya meninggal dunia tahun 1980.
Trisna-sapaan akrabnya, mengatakan, dari cerita turun temurun lentera gentur ini berawal ketika buyutnya membuat lentera dari kaleng bekas susu berbahan bakar minyak tanah untuk penerangan bagi para santri mengaji di pondok pesantren. “Awalnya, para buyutnya hanya membuat lampu centir atau lampu dari minyak tanah,” ujarnya, baru-baru ini.
Kolektor Memburu
Lambat laun keberadaan lampu gentur banyak diminati para kolektor untuk berbagai macam keperluan dekorasi ruangan dan koleksi di beberapa ruangan rumah, hotel, restauran, maupun kafe. Beberapa koleksi lampu gentur dengan gaya modern klasik dari gaya maroko, mediterania, oriental disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dari lampu gantung , lampu tembok, lampu meja, maupun tempat lilin dengan material kuningan dipadukan dengan berbagai kaca bevel, kaca es flora yang berwarna-warni sesuai permintaan konsumen. Makanya, galeri tempat memajang hasil akhir lampu hias dibuat di ruang tamunya. Trisna membanderol satu lampu dengan harga Rp 85.000- Rp 3 juta sesuai model dan kerumitan pembuatannya.
Saat ini, ada sekitar 30 perajin di Gentur yang menggantungkan ekonomi keluarganya pada usaha pembuatan lentera. “Sekitar 30% warga di sini aktif memproduksi lentera,” jelasnya seraya menambahkan ia membanderol satu produk lampunya dengan kisran harga Rp 85 ribu – Rp 3 juta sesuai model dan kerumitan pembuatannya.
Bila Anda bertandang untuk mencari lampu hias, Anda tidak akan menemukan jejeran toko penjualan lampu hias di Kampung Gentur. Soalnya, di sentra kerajinan ini semuanya rumah merangkap gerai atau etalase, bahkan pembuatan lampu pun di kerjakan di teras rumah. Jadi, bila Anda ke tempat ini selain dapat membeli berbagai aneka lampu hias juga dapat melihat atau sekedar mau belajar mengenai lampu hias ini.
Kreatifitas lentera gentur terus mengalami perubahan seiring zaman. Dari tempat asalnya di Kampung Gentur, lentera ini telah mengalami perubahan desain yang tak bisa dihitung oleh para pengrajinnya. Sebut saja model maroko. Selain lentera model maroko, kini ada hiasan terarium geometri yang juga banyak diminati. Terarium geometri ini masih berbahan kaca dan kuningan yang dibentuk bersudut. Biasanya digunakan untuk hiasaan terarium tumbuhan seperti kaktus dan lainnya yang disertakan pasir atau batu kecil.
Kedatangan berbagai pihak ke kampung ini, terutama orang-orang dari Timur Tengah membuat produk lampu mereka menjadi terasimiliasi, mulai dari bentuk hingga corak. Dengan berbagai keperluan, banyak wisatawan Timur Tengah suka bertandang ke kawasan Cianjur.
Maka, bagi Anda yang sedang jalan-jalan di Cianjur tidak ada salahnya mampir ke Kampung Gentur untuk berburu koleksi lampu hias sebagai cindera mata yang unik ini yang sudah mendunia. (SKR) 
Sumber : https://travelounge.co/lampu-gentur-khas-cianjur/ 

Monday, July 29, 2019

Kebijakan Baru Paskibraka Nasional 2019 Putri Pakai Celana Panjang, Ini Alasannya

Kebijakan Baru Paskibraka Nasional 2019 Putri Pakai Celana Panjang, Ini Alasannya

Oleh Aditya Eka Prawira pada 28 Jul 2019, 18:04 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Asrorun Ni'am Saleh meluruskan perihal penggunaan celana panjang oleh anggota Paskibraka Nasional 2019 putri.
"Iya. Yang mengenakan jilbab pakai celana panjang," kata Asrorun saat dihubungi tim Diary Paskibraka Liputan6.com pada Minggu, 29 Juli 2019. 
Sebelum Diklat Paskibraka 2019 dilaksanakan, lanjut Asrorun, sejumlah pihak yang terdiri dari panitia, pembina, dan pelatih dari Garnisun membahas soal pelaksanaan pelatihan, pendidikan, sampai waktu bertugas. Salah satunya soal seragam anggota Paskibraka Nasional 2019 putri.
"Soalnya, dulu pernah ada yang kebesaran, ada yang ngepas. Makanya perlu diperhatikan secara serius. Mulai dari persiapan baris-berbaris sampai uniform," ujarnya.
Berkaca pada aturan pakaian seragam yang ada di TNI dan Polri, yang memungkinkan untuk diadaptasi adalah penggunaan celana panjang oleh anggota Paskibraka Nasional 2019 yang berjilbab.
Bagaimana dengan Paskibraka Nasional 2019 yang Tak Berjilbab?
Menanggapi hal tersebut, Asrorun mengatakan, "Posisinya begini. (Penggunaan) Celana (panjang) bagi perempuan memungkinkan untuk Paskibraka, ini mengacu pada uniform yang ada di TNI dan Polri."
Dan saat disinggung apakah kebijakan ini akan berlaku di tahun-tahun mendatang, Asrorun hanya menjawab,"Untuk seragam itu pastinya kita tidak tunggal. Kami mempertimbangkan aspek estetika dengan aspek hukum, kemudian aspek keseragaman. Aspek-aspek itu yang diperhatikan. Termasuk juga aturan-aturan di lembaga yang memiliki kompeten," kata Asrorun. 
Bukan karena Banyaknya Paskibraka Nasional 2019 Putri yang Berjilbab
Asrorun membantah kebijakan ini dibuat karena jumlah anggota Paskibraka Nasional 2019 putri banyak yang berjilbab. Tahun ini, jumlah anggota pasukan pengibar bendera pusaka putri yang mengenakan jilbab mencapai lebih dari 20 orang.
"Perlu diluruskan bahwa rekruitmen itu kandilakukan oleh daerah. Jadi, (kebijakan ini) bukan karena itu. Ini sudah dirapatkan dengan banyak pihak. Dan juga bukan soal sekarang jadi lebih praktis, dulu menyulitkan. Ini lebih kepada evaluasi melakukan perbaikan-perbaikan," kata Asrorun menekankan. 
Sumber: https://m.liputan6.com/amp/4023827/kebijakan-baru-paskibraka-nasional-2019-putri-pakai-celana-panjang-ini-alasannya


Sembilan Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Rajab

Sembilan Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Rajab Selain Isra’ dan Mi’raj masih banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Ra...