Sejarah Singkat Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahukah kamu bahwa setiap bulan Oktober, Indonesia merayakannya sebagai bulan bahasa Indonesia? Mengapa bulan Oktober, bukan bulan lainnya? Bagaimana cara memperingati bulan bahasa dan sastra Indonesia dengan semestinya?
Barangkali memang peringatan bulan bahasa dan sastra Indonesia belum banyak diketahui bahkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia itu sendiri. Biasanya, kalangan akademisi, penggiat bahasa, pemerhati bahasa, serta orang-orang yang turut memfokuskan kegiatan dengan hal-hal kebahasaan saja yang mengetahuinya. Pada bulan ini, kegiatan seperti lomba menulis puisi, lomba menulis cerpen, lomba pidato, dan perlombaan lain yang berkenaan dengan bahasa diadakan untuk memperkenalkan kepada masyarakat mengenai adanya bulan bahasa dan sastra Indonesia.
Alasan bulan Oktober dipilih sebagai bulan bahasa dan sastra merujuk pada sejarah bangsa. Pada bulan ini, tepatnya 28 Oktober yang diperingati sebagai Hari Sumpah pemuda, ditetapkan pula bahasa resmi yang akan digunakan untuk bermasyarakat, yakni bahasa Indonesia. Berikut isi ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan pada tahun 1928.
“KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA”
Bulan Bahasa dan Sastra Kini
Bangsa Indonesia terbentuk dari beragam suku dan bahasa. Data terbaru menurut Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mencatat di tahun 2018 ini, jumlah bahasa daerah di Indonesia, mencapai 652 bahasa. Belum lagi dengan adanya pemakaian bahasa asing dalam keseharian, membuat bahasa yang digunakan di Indonesia semakin beragam.
Memiliki keragaman seharusnya membuat kita menjadi lebih paham mengenai arti dari persatuan. Bahasa Indonesia ini, contohnya, diciptakan untuk memelihara persatuan, menghubungkan setiap suku untuk dapat berkomunikasi dengan suku lain menggunakan bahasa yang sama, bahasa Indonesia. Kita harus percaya bahwa bahasalah yang meruntuhkan sekat-sekat perbedaan dan menjadikan kesatuan bangsa sebagai indentitas nasional kita.
Oleh karena itu, pengutamaan bahasa Indonesia adalah sesuatu yang sangat perlu. Hal ini bukan hanya tugas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB), melainkan juga tugas seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya, sebagai bentuk upaya BPPB untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia, kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra yang diselenggarakan setiap tahun. Tujuannya tidak lain sebagai bentuk memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra itu.
Mari rayakan bulan bahasa dan sastra Indonesia sebagai wujud kecintaan terhadap bahasa dan sastra Indonesia! Kamu mau merayakannya dengan cara apa?
Sumber: https://www.google.com/amp/s/blog.mizanstore.com/sejarah-singkat-bulan-bahasa-dan-sastra-indonesia/
Wednesday, September 25, 2019
Sejarah Singkat Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tuesday, September 24, 2019
Hari Jadi Kota Bandung Ke-209, Inilah 5 Fakta Yang Harus Kamu Ketahui
Hari Jadi Kota Bandung Ke-209, Inilah 5 Fakta Yang Harus Kamu Ketahui
BandungKita.id, BANDUNG – Rabu 25 September ini, Kota Bandung berusia 209 tahun. Jika dibandingkan dengan usia kota lain di Indonesia sebenarnya belum terlalu tua. Sebagai contoh, Kota Surabaya telah berusia (726 tahun), Jakarta (492 tahun), Semarang (472 tahun), atau Makassar (408 tahun). Namun Bandung telah mampu bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia. Bahkan mampu disejajarkan dengan kota lain di dunia.
Ada sejumlah fakta menarik yang wajib diketahui seputar Hari Jadi Kota Bandung. Berikut kami rangkum dari berbagai sumber :
1. Surat Keputusan (besluit) Herman Willem Daendels
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan permukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Ditandai dengan terbitnya surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan yang sekarang menjadi wilayah Kota Bandung. Melalui Gubernur Jenderal saat itu Herman Willem Daendels. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
2. “Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd”
Demikianlah perkataan Herman Willem Daendels. “Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd” artinya, usahakan, bila saya datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun.
Kalimat itu sekaligus perintah kepada Bupati Bandung ke-6, R.A. Wiranatakusumah II (1794-1829) untuk membangun Ibu Kota Bandung yang baru di sekitar jalan Raya Pos atau De Grote Postweg.
Jalan Raya Pos adalah jalan sepanjang kurang lebih 1000 km, terbentang sepanjang utara Pulau Jawa, dari Anyer sampai Panarukan. Jalan ini dibangun pada masa pemerintahan Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels.
Atas perintah itu, Wiranatakusumah II kemudian memilih sebuah lokasi di dekat sumber mata air yang bernama Sumur Bandung. Dalam Bahasa Sunda, Sumur Bandung artinya sumur yang berpasangan atau berhadapan (dari kata bandungan).
Kedua sumur tersebut berada di tepi barat Sungai Cikapundung. Satu sumur terletak di Bale Sumur Bandung atau Gedung PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, Jalan Asia Afrika. Sedangkan sumur lainnya berada di bawah bangunan bekas kompleks pertokoan Miramar, Alun-alun Bandung.
3. Sempat dirayakan pada 1 April
Sebelum dirayakan pada 25 September, HUT Kota Bandung sempat diperingati setiap 1 April. Perayaan HUT Kota Bandung pada 1 April tersebut mengambil momen saat dikeluarkannya surat oleh Gubernur Jenderal J.B. Van Heutz pada 1 April 1906.
Surat tersebut menetapkan status Kota Bandung ditingkatkan menjadi Pemerintah Kota (Gemeente). Sejak itulah Kota Bandung resmi lepas dari Kabupaten Bandung, walaupun ibu kota Kabupaten Bandung masih terletak di Kota Bandung.
Namun pada tahun 1998, melalui penelitian dan kajian mendalam, akhirnya HUT Kota Bandung ditetapkan pada tanggal 25 September. Penetapan tanggal tersebut sesuai dengan tanggal saat Herman Willem Daendels menyetujui usulan Bupati Wiranatakusumah II untuk memindahkan ibu kota Kabupaten Bandung pada tahun 1810.
4. Mentari dan gelombang
Sebelum memiliki lambang kota seperti saat ini, lambang Kota Bandung dilengkapi dengan mahkota dan dua ekor singa di samping kanan-kiri perisai. Sedangkan di bawahnya tertulis ‘Ex Undis Sol’.
Di bawahnya juga terdapat motto ‘Ex Undis Sol’. Secara harfiah berarti dari matahari laut. Namun ada juga yang mengartikannya sebagai mentari muncul di atas gelombang.
Sedangkan menurut Haryoto Kunto, penulis buku “Wajah Bandung Tempo Doeloe”, kalimat itu kurang lengkap. Seharusnya berbunyi, Ex Undo Solum. Artinya Dataran Tinggi Bandung muncul dari dalam tanah.
Namun sejak lambang kota Bandung ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota besar Bandung tahun 1953, tertanggal 8 Juni 1953, motto Kota Bandung berubah menjadi Gemah Ripah Wibawa Mukti yang berarti tanah subur rakyat makmur.
5. Wali Kota Sejak era kemerdekaan
Sejak era kemerdekaan, telah ada 16 Wali Kota Bandung hingga saat ini. Diawali oleh R.A. Atmadinata (1945), laluR. Syamsoerizal (19545-1947), Ukar Bratakusuma (1947-1949), R Enoch (1949-1957), R. Priatna Kusumah (1957-1966).
Kemudian R. Didi Djukardi (1966-1968), R.Hidayat Sukarmadidjaja (1968-1971), R. Otje Djundjunan (1971-1976), Utju Djoenaedi (1976-1978), R. Husein Wangsaatmadja (1978-1983), H. Ateng Wahyudi (1983-1993).
Selanjutnya yaitu Wahyu Hamidjaja (1993-1998), Aa Tarmana (1998-2003), Dada Rosada (2003-2013), Ridwan Kamil (2013-2018), dan Oded M Danial (2018-sekarang).
Sumber : https://bandungkita.id/2019/09/24/hari-jadi-kota-bandung-ke-209-inilah-5-fakta-yang-harus-kamu-ketahui/
Monday, September 23, 2019
KPK Tolak Revisi UU KPK
KPK Tolak Revisi UU KPK
Jakarta, 5 September 2019. Komisi Pemberantasan Korupsi menolak revisi Undang Undang KPK. Apalagi jika mencermati materi muatan RUU KPK yang beredar, justru rentan melumpuhkan fungsi-fungsi KPK sebagai lembaga independen pemberantas korupsi.
“Dengan segala kejadian dan agenda yang terjadi dalam kurun waktu belakangan ini, kami harus menyatakan kondisi saat ini bahwa KPK berada di ujung tanduk,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo.
Pertama, tentang seleksi pimpinan KPK yang menghasilkan 10 nama calon pimpinan yang di dalamnya terdapat orang yang bermasalah. Hal seperti akan membuat kerja KPK terbelenggu dan sangat mudah diganggu oleh berbagai pihak.
Selanjutnya, hari ini Kamis, 5 September 2019, Sidang Paripurna DPR telah menyetujui revisi Undang Undang KPK menjadi RUU Insiatif DPR. Terdapat Sembilan Persoalan di draf RUU KPK yang beresiko melumpuhkan kerja KPK.
Sembilan hal tersebut adalah, independensi KPK yang terancam, penyadapan dipersulit dan dibatasi, adanya pembentukan Dewan Pengawas yang dipilih oleh DPR, pembatasan sumber penyelidik dan penyidik, penuntutan perkara korupsi harus koordinasi dengan Kejaksaan Agung, perkara yang mendapat perhatian masyarakat tidak lagi menjadi kriteria, kewenangan pengambilalihan perkara di tahap penuntutan dipangkas, ewenangan-kewenangan strategis pada proses penuntutan dihilangkan, dan kewenangan KPK untuk mengelola pelaporan dan pemeriksaan LHKPN dipangkas.
Tak hanya RUU KPK, DPR juga tengah menggodok RUU KUHP yang akan mencabut sifat khusus dari Tindak Pidana Korupsi, sehingga keberadaan KPK terancam.
KPK menyadari DPR memiliki wewenang untuk menyusun RUU inisiatif dari DPR. Akan tetapi, KPK meminta DPR tidak menggunakan wewenang tersebut untuk melemahkan dan melumpuhkan KPK.
KPK juga menyadari RUU KPK inisiatif DPR tersebut tidak akan mungkin dapat menjadi undangundang jika Presiden menolak dan tidak menyetujui RUU tersebut. Karena undang-undang dibentuk berdasarkan persetujuan DPR dan Presiden.
Oleh karena itu KPK berharap Presiden dapat membahas terlebih dulu bersama akademisi, masyarakat dan lembaga terkait untuk memutuskan perlu atau tidaknya merevisi Undang Undang KPK dan format KUHP tersebut.
KPK percaya, Presiden akan tetap konsisten dengan pernyataan yang pernah disampaikan bahwa Presiden tidak akan melemahkan KPK.
Apalagi saat ini Presiden memiliki sejumlah agenda penting untuk melakukan pembangunan dan melayani masyarakat. Polemik revisi UU KPK dan upaya melumpuhkan KPK ini semestinya tidak perlu ada sehingga Presiden Joko Widodo dapat fokus pada seluruh rencana yang telah disusun. Dan KPK juga mendukung program kerja Presiden melalui tugas Pencegahan dan Penindakan Korupsi.
Sumber : https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/1211-kpk-tolak-revisi-uu-kpk
Wednesday, September 18, 2019
Penyebab dan Akibat Kebakaran Hutan di Kalimantan Hingga Sumatera
Penyebab dan Akibat Kebakaran Hutan di Kalimantan Hingga Sumatera
tirto.id - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meluas di Kalimantan dan Sumatera. Kejadian saat musim kemarau 2019 tersebut kembali memicu bencana asap di banyak daerah. Laporan bencana asap pun bermunculan dari Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat pada bulan ini.
Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai Senin, 16 September 2019, pukul 16.00 WIB, titik panas ditemukan di Riau sebanyak 58, Jambi (62), Sumatera Selatan (115), Kalimantan Barat (384), Kalimantan Tengah (513) dan Kalimantan Selatan (178).
Jumlah titik panas atau hotspot itu menurun dibandingkan data BNPB per 15 September 2019, pukul 16.00 WIB. Pada Minggu kemarin, jumlah titik panas di Riau ada 59, Jambi (222), Sumatera Selatan (366), Kalimantan Barat (527), Kalimantan Tengah (954) dan Kalimantan Selatan (119).
Sementara luas karhutla di Indonesia selama 2019, sesuai data KLHK, sudah mencapai 328.722 hektare. Dari data itu, kebakaran di Kalimantan Tengah tercatat seluas 44.769 hektare, Kalbar (25.900 ha), Kalsel (19.490 ha), Sumsel (11.826 ha), Jambi (11.022 ha) dan Riau (49.266 ha).
Baca juga: Beda Data Kebakaran Hutan BNPB vs KLHK: Riau Paling Terdampak
Sedangkan, menurut data yang dilansir situs iku.menlhk.go.id secara harian, pada 16 September 2019 per pukul 15.00 WIB, Indeks Standar Pencemar Pencemar Udara (ISPU) di Palangkaraya (Kalimantan Tengah), mencapai angka 500. Artinya, kualitas udara di Palangkaraya ada pada level Berbahayabagi semua populasi yang terpapar pada waktu tersebut.
Data yang sama menunjukkan hingga Senin pukul 15.00 WIB, kualitas udara di Pekanbaru (Riau) dan Pontianak (Kalbar) masuk dalam kategori Tidak Sehat, dengan angka ISPU masing-masing 192 dan 160. Dampak kondisi di level ini umumnya penurunan jarak pandang dan penyebaran luas debu. ISPU pada kategori Tidak Sehat juga terjadi di Kota Jambi, yakni mencapai angka 129.
Angka ISPU itu berdasar parameter konsentrasi partikulat PM 10 atau partikel di udara berukuran lebih kecil dari 10 mikron. PM10 adalah partikel debu dan salah satu polutan yang membahayakan sistem pernapasan jika terhisap langsung ke paru-paru serta mengendap di alveoli.
Data BMKG yang dilansir harian berdasar parameter konsentrasi PM10, juga menunjukkan kualitas udara di Pekanbaru (Riau) pada 16 September 2019, pukul 18.00 WIB, mencapai level Berbahaya atau angka 327 µgram/m3. Tingkat konsentrasi PM10 makin parah pada pukul 21.00 WIB.
Di Pontianak, konsentrasi PM10 sempat menyentuh level Berbahaya pada Senin, pukul 16.00 WIB, yakni 383,81 µgram/m3. Angka itu menurun ke level Sangat Tidak Sehat atau 293,73 µgram/m3 pada pukul 18.00 WIB. Kualitas udara di Sampit (Kalbar), yang Berbahaya pada Senin pagi, turun ke level Sangat Tidak Sehat dengan konsentrasi PM10 226,6 µgram/m3, saat pukul 18.00 WIB.
Akibat Bencana Asap Bagi Warga
Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Made Ali mengilustrasikan bencana asap membuat warga di daerahnya selama ini seperti dikurung dalam ruangan tertutup bersama tungku kayu bakar yang menyala. "Bagaimana rasanya? Hidung tersumbat, pusing, mata perih, kan? Nah itu lah yang kami alami setiap hari," kata Made pada Minggu (15/9/2019).
Sementara Fitri Yannedi (40) mengaku sudah dua minggu "tersandera" di rumahnya, daerah Pekanbaru. Makanan sehari-harinya tak jauh-jauh dari mie instan karena mayoritas pasar dan rumah makan tutup saat pemiliknya mengungsi. Anak dan istrinya pun mengungsi ke Sorkam, Sumut. Menurut dia, asap sudah mulai muncul di sekitar permukimannya pada akhir Mei lalu.
Baca juga: Penanganan Karhutla dan Cerita Warga Saat Kabut Asap Merajalela
Dia pun bersama sesama alumni Universitas Riau, serta 40 pengacara, kini menyiapkan gugatan class action, melawan wali kota, gubernur dan presiden. "Riau ini bukan terbakar tapi dibakar. Sudah jadi rahasia umum, perusahaan-perusahaan biadab itu kerjanya bakar hutan," ujar Yannedi.
Adapun Winda (34), mengaku setiap hari terpapar asap dan melihat api dari hutan di depan rumahnya, di Palangkaraya, Kalteng. Kata dia, rumahnya diselimuti asap sejak Juni 2019. Bahkan, pada pekan kemarin, jarak pandang di permukiman Winda sempat hanya sekitar 1 meter.
Winda khawatir karena kondisi ini menghambat aktivitas dan mengganggu kesehatan anaknya. Anak Winda yang masih 2 tahun kini menderita ISPA (infeksi saluran pernapasan atas). "Kalau yang besar itu kan SMP, batuk-batuk juga [...]," ujar Winda, Jumat (13/9/2019) lalu.
Asap juga membuat penerbangan di Bandara Pangsuma di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, dibatalkan pada 15 September 2019. "Penerbangan dibatalkan karena jarak pandang terbatas di Pontianak dan Putussibau," kata Kepala Bandara Pangsuma, Hery Azari Batubara.
Garuda Indonesia bahkan mengumumkan pembatalan jadwal 15 penerbangan pada 16, 17, 18 dan 19 September 2019 karena dampak kabut asap di Kalimantan.
Penyebab Karhutla di Kalimantan dan Sumatera
Setelah meninjau kebakaran hutan dan lahan di Riau dengan menaiki helikopter bersama Kepala BNPB dan Panglima TNI, pada Minggu (15/9/2019), Kapolri Jenderal Tito Karnavian heran karena ia tidak melihat lahan sawit dan tanaman industri ikut terbakar. Kalaupun ada, hanya di pinggir.
"Ini menunjukkan adanya praktik 'land clearing' dengan [cara] mudah dan murah memanfaatkan musim kemarau," ujar Tito terkait dugaan kuat kebakaran akibat ulah manusia dalam siaran pers BNPB.
Hingga 16 September 2019, polisi memang sudah menetapkan 185 tersangkaperseorangan dalam kasus karhutla. Namun, baru 4 korporasi menjadi tersangka terkait kasus karhutla di Riau, Kalbar dan Kalteng.
Baca juga: Karhutla Riau Bikin Pekanbaru Menguning dan Warga Mulai Mengungsi
Sedangkan KLHK mengklaim sampai akhir pekan lalu sudah menyegel 42 perusahaan yang diduga menjadi otak di balik pembakaran hutan dan lahan. Penyegelan itu dalam rangka proses hukum.
Lahan perusahaan-perusahaan itu berlokasi di Jambi, Riau, Sumsel, Kalbar dan Kalteng. Di antara 42 perusahaan itu ada yang dimiliki pemodal asal Singapura dan Malaysia.
Dirjen Penegakan Hukum KLHK, Rasio RidhoSani menyatakan akan mendorong pengenaan pasal berlapis ke pelaku pembakaran hutan, terutama dari korporasi. Pasal-pasal itu tidak hanya terkait UU Lingkungan, tetapi juga UU Kehutanan dan Perkebunan.
Menurut Ridho, empat perusahaan yang kini sudah menjadi tersangka kasus karhutla adalah PT ABP, PT AEL, PT SKN dan PT KS. Tiga perusahaan pertama berlokasi di Kalbar. Sedangkan yang terakhir beroperasi di Kalimantan Tengah.
Adapun menurut Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, Ruandha Agung Sugardiman, selain El Nino yang membuat curah hujan minim, insiden kebakaran di Australia diduga turut membuat potensi karhutla di Indonesia membesar.
"Memang kondisinya saat ini El Nino normal, tapi ini diperparah dengan adanya kebakaran di Australia yang arah anginnya sekarang dari tenggara menuju ke barat laut. Sehingga udara kering dari Malaysia menambah potensi terjadinya kebakaran ini," kata dia seperti dilansir Antara.
Sumber : https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/penyebab-dan-akibat-kebakaran-hutan-di-kalimantan-hingga-sumatera-eic3
Tuesday, September 17, 2019
Kisah Nabi Adam ‘alaihis salam
Kisah Nabi Adam ‘alaihis salam
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada para malaikat tentang penciptaan Adam ‘alaihis salam, Dia berfirman:
“Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al Baqarah: 30)
Yakni makhluk yang satu dengan yang lain saling menggantikan. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada para malaikat tentang penciptaan Adam sebagaimana Dia memberitahukan perkara besar sebelum terwujud.
Kemudian para malaikat bertanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala meminta diterangkan hikmah diciptakannya manusia, karena para malaikat mengetahui bahwa di antara manusia ada yang membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah. Menurut Qatadah, mereka mengetahui demikian karena mereka melihat makhluk sebelum Adam, yaitu jin dan Hin (sekelompok jin atau golongan jin yang lemah). Menurut Ibnu Umar, dua ribu tahun sebelum Adam diciptakan, jin sudah ada (menempati bumi), lalu mereka menumpahkan darah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus satu pasukan malaikat, lalu mereka mengusirnya ke jazirah laut.”
Menurut para malaikat, jika hikmah diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, maka sesungguhnya mereka telah beribadah kepada-Nya, mereka berkata,
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)
Dia mengetahui maslahat yang lebih kuat dengan menciptakan Adam dan keturunannya, karena akan ada di antara mereka yang menjadi para nabi dan rasul, para shiddiqin, para syuhada, para ulama dan orang-orang yang mengamalkan agama-Nya, yang mencintai-Nya, dan mengikuti para rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam ‘alaihis salam dari tanah di bumi dan airnya, lalu membentuknya dengan bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Dia tiupkan ruh ke dalamnya, maka jadilah dia sebagai manusia yang hidup yang terdiri dari daging, darah, dan tulang. Hari penciptaan Adam ‘alaihis salam adalah hari Jumat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surge, dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya, dan Kiamat tidaklah QS.adi kecuali pada hari Jumat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَرْضِ فَجَاءَ بَنُو آدَمَ عَلَى قَدْرِ الْأَرْضِ فَجَاءَ مِنْهُمْ الْأَحْمَرُ وَالْأَبْيَضُ وَالْأَسْوَدُ وَبَيْنَ ذَلِكَ وَالسَّهْلُ وَالْحَزْنُ وَالْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan Adam dari segenggam yang digenggam-Nya dari semua tanah di muka bumi. Oleh karena itu, anak cucu Adam hadir sesuai keadaan tanah (warna dan tabiatnya), maka di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam dan antara itu. Ada pula yang lunak, keras, yang jelek dan yang baik.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hadis ini hasan shahih.” Hadis ini dishahihkan pula oleh Syaikh Al Albani dalam Al Misykat (100) dan Ash Shahiihah (1630). Menurut penyusun Tuhfatul Ahwadzi, hadis ini diriwayatkan pula oleh Ahmad, Abu Dawud, Hakim dan Baihaqi)
Setelah Adam hidup dan bisa bergerak, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu, Dia berfirman,
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,” (QS. Al Baqarah: 31)
Menurut Ibnu Abbas, yaitu nama-nama yang biasa dikenal manusia, seperti manusia, hewan, tanah, tanah yang datar, laut, gunung, unta, keledai dan lain sebagainya seperti umat-umat dan lain-lain. Menurut Mujahid, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama setiap binatang, setiap burung dan segala sesuatu. Menurut Ar Rabii’, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama-nama para malaikat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin menunjukkan keutamaan Adam dan kedudukannya di sisi-Nya kepada para malaikat, maka Dia tunjukkan kepada malaikat segala sesuatu yang telah diajarkan kepada Adam, Dia berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (QS. Al Baqarah: 31)
Para malaikat pun menjawab,
“Mahasuci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.” (QS. Al Baqarah: 32)
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Adam untuk memberitahukan kepada mereka nama-nama benda yang tidak diketahui para malaikat; mulailah Adam menyebutkan nama-nama benda yang diperlihatkan kepadanya, ketika itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para malaikat,
“Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (QS. Al Baqarah: 33)
Kemudian QS.adilah dialog antara Adam ‘alaihis salam dengan para malaikat sebagaimana yang diceritakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita:
خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا ثُمَّ قَالَ اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَقَالُوا السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَزَادُوهُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ حَتَّى الْآنَ
“Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam dengan tingginya 60 hasta, kemudian Dia berfirman, “Pergilah dan ucapkan salam kepada para malaikat itu, lalu dengarkanlah salam penghormatan mereka kepadamu; sebagai salammu dan salam keturunanmu.” Maka Adam berkata, “As Salaamu ‘alaikum.” Mereka menjawab, “As Salaamu ‘alaika wa rahmatullah,” mereka menambah “wa rahmatullah.” Maka setiap orang yang masuk ke surga mengikuti rupa Adam, dan bentuk makhluk senantiasa berkurang (semakin pendek) hingga sekarang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam untuk menghormatinya, maka mereka pun sujud kecuali Iblis, ia menolak sujud dan bersikap sombong terhadap perintah Tuhannya, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya kepadanya –sedangkan Dia lebih mengetahui-,
“Wahai Iblis! Apa yang menghalangimu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” (QS.. Shaad: 75)
Lalu Iblis menjawab dengan angkuhnya,
“Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS.. Shaad: 76)
Iblis tidak menyadari padahal tanah lebih baik daripada api, tanah lebih bermanfaat daripada api, karena pada tanah terdapat ketenangan, mudah diolah dan menumbuhkan tanaman, sedangkan pada api terdapat keadaan yang tidak terarah, ringan, cepat dan membakar.
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan Iblis dari rahmat-Nya dan menjadikannya terusir dan terlaknat, Dia berfirman,
“Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,– Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” (QS.. Shaad: 77-78)
Kemudian Iblis semakin benci kepada Adam dan keturunannya, dia bersumpah dengan nama Allah untuk menghias keburukan kepada mereka, dia berkata, “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya,—Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” (QS.. Shaad: 82-83)
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepadanya,
“Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka semuanya.” (QS.. Shaad: 85)
As Suddiy menceritakan dari Abu Shalih dan Abu Malik dari Ibnu Abbas, dan dari Murrah dari Ibnu Mas’ud serta dari beberapa orang sahabat, bahwa mereka berkata, “Iblis dikeluarkan dari surga dan Adam ditempatkan di surga, maka Adam berjalan-jalan di surga sendiri tanpa ada pasangan yang dapat menenteramkannya, ia pun tidur, ketika bangun, ternyata di dekat kepalanya ada seorang wanita yang duduk, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya dari tulang rusuknya.
Adam lalu bertanya kepadanya, “Siapa engkau?” Ia menjawab, “Seorang wanita.” Adam bertanya, “Untuk apa engkau diciptakan?” Ia menjawab, “Agar engkau dapat merasa tenteram denganku.” Lalu para malaikat berkata kepadanya melihat ilmu yang dimiliki Adam, “Siapa namanya wahai Adam?” Ia menjawab, “Hawa’.” Mereka berkata lagi, “Mengapa (disebut) Hawa’?” Adam menjawab, “Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Adam dan istrinya Hawa’ untuk tinggal di surga dan memakan buah-buahan yang ada di sana serta menjauhi sebuah pohon sebagai ujian kepada keduanya, Dia berfirman,
“Wahai Adam! diamilah olehmu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqarah: 35)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memperingatkan Adam dan istrinya agar tidak tergoda oleh Iblis serta mengingatkan permusuhan Iblis kepada keduanya, Dia berfirman,
“Wahai Adam! Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah ia sampai mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.” (QS. Thaha: 117)
Mulailah Iblis berpikir tentang cara menyesatkan Adam dan Hawa’, setelah berhasil menemukan caranya, maka ia pun melakukan rencananya itu, ia pun mendatangi Adam dan Hawa’ dan berkata,
“Wahai Adam! Maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon kekekalan dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS.. Thaha: 120)
Maka Adam dan Hawa membenarkan ucapan Iblis itu karena sumpahnya, dimana menurut keduanya tidak mungkin ada seorang yang berani bersumpah secara dusta dengan nama Allah, maka Adam dan Hawa’ pun pergi mendatangi pohon itu dan memakan buahnya. Ketika itulah terjadi peristiwa yang mengejutkan, keduanya terbuka auratnya dan telanjang karena maksiatnya dan keduanya pun merasa malu dan sedih sekali, segeralah keduanya mendatangi pepohonan dan memetik daun-daunnya untuk menutupi auratnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam dan Hawa’,
“Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS.. Al A’raaf: 22)
Ketika itu Adam dan Hawa’ sangat menyesal sekali karena telah bermaksiat kepada Allah, segeralah keduanya bertobat dan beristighfar, keduanya berkata,
“Ya Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS.. Al A’raaf: 23)
Setelah Adam dan Hawa’ menyesal dan beristighfar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima tobatnya dan memerintahkan keduanya untuk turun ke bumi dan hidup di sana.
Mulailah Adam hidup di bumi dan membuka lembaran perjalanan hidupnya yang baru di sana. Di bumi itu, Adam memiliki banyak keturunan, ia mendidik dan mengajarkan mereka serta memberitahukan mereka, bahwa hidup di dunia merupakan ujian dan cobaan, dan hendaknya mereka berpegang teguh dengan petunjuk Allah serta berwaspada terhadap tipu daya setan. Ia juga mengajak keturunannya agar menyembah Allah, memberitahukan kepada mereka tentang kebenaran dan keimanan, memperingatkan mereka akan bahayanya syirk, kemaksiatan, dan bahayanya menaati setan sampai ia wafat.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dimi’rajkan ke langit, maka Beliau bertemu Nabi Adam ‘alaihis salam di langit pertama dan dikatakan kepada Beliau, “Ini adalah bapakmu Adam ‘alaihis salam, maka ucapkanlah salam kepadanya.” Maka Beliau mengucapkan salam kepadanya dan Adam ‘alaihis salam menjawab salamnya dan berkata, “Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberitahukan kepada kita, bahwa manusia akan mendatangi Adam ‘alaihis salam dan berkata, “Wahai Adam, engkau adalah bapak manusia. Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, meniupkan ruh (ciptaan)-Nya kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu dan menempatkanmu di surga, tidakkah engkau memberikan syafaat untuk kami kepada Tuhanmu, tidakkah engkau melihat keadaan kami ini dan apa yang menimpa kami? Tetapi Adam ‘alaihis salam tidak bisa memberikannya dan menyebutkan uzurnya. Ia malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena pernah memakan pohon yang dilarang-Nya sehingga ia menyuruh mereka pergi mendatangi nabi yang lain.
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalaah.
Sumber : https://kisahmuslim.com/2544-kisah-nabi-adam-alaihis-salam.html
Monday, September 16, 2019
Dikenal sebagai Hari Raya Anak Yatim, Ini Keutamaan 10 Muharram
Dikenal sebagai Hari Raya Anak Yatim, Ini Keutamaan 10 Muharram
gomuslim.co.id - Sahabat gomuslim, 10 Muharram sering kita kenal dengan istilah 10 Asyuro dan Idul Yatama (hari raya anak-anak yatim) yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram (Asyura) sebenarnya bukan hari raya sebagaimana hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Istilah Idul Yatama hanya sebagai ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim. Karena pada tanggal tersebut, banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud ra. dinyatakan bahwa Hari Raya umat Islam hanya ada dua, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri :
Dari Anas, ia berkata : Rasulallah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya dimana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya : “Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab:
“Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.” Rasulallah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri (HR : Abu Daud : 1134)
Dari sini dapat dipahami, selain Idul Adha dan Idul Fitri bukanlah hari raya yang sebenarnya, melainkan semacam perayaan.
Dalam syair-syair Arab, banyak terdapat kata-kata ‘Ied, tetapi yang dimaksud bukan hari raya melainkan hari kegembiraan.
Jadi, Istilah Idul Yatama tidak jauh berbeda dengan istilah Hari Pahlawan, Hari Kemerdekaan, Hari Lingkungan Hidup, Hari Ibu, dan sejenisnya. Hanya semacam momen untuk mengingatkan masyarakat agar peduli kepada nasib anak-anak yatim.
Momen itu tidak pula dimaksudkan bahwa santunan kepada anak yatim hanya berlangsung pada tanggal 10 Muharram. Menyantuni anak yatim bisa dilakukan kapanpun dan di manapun.
Dari Ummu Said binti Murrah Al Fihri, dari ayahnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
“Kedudukanku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini.” [Salah seorang perawi Sufyan ragu apakah nabi merapatkan jari tengah dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan ibu jari]. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 133, shahih) Lihat As Silsilah Ash Shahihah (800)
Adapun dalil yang membicarakan masalah ini adalah hadits yang bermasalah. Haditsnya adalah,
“Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tgl 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yg diusap satu derajat“. Dalam jalur sanad hadis ini terdapat seorang perawi yg bernama Habib bin Abi Habib. Para ulama hadits menyatakan bahwa perawi ini matruk (ditinggalkan). Sehingga mengkhususkan menyantuni dan mengasihi anak yatim pada hari Asyura dengan dalil ini tidaklah tepat.
Tentang Sanad Hadist
Bahagiakanlah anak yatim setiap saat, tidak perlu mengkhususkan waktu tertentu. Senangkan dan hilangkan kesusahan mereka agar mendapat keutamaan dekat dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga kelak.
Sanad hadits ini memang dla’if (lemah), tapi isinya (matan hadits) boleh diamalkan, karena berkaitan dengan kebajikan-kebajikan (fadla’ilul a’mal).
Mengenai maksud “mengusap kepala anak yatim” dalam hadits di atas, sebagian ulama mengartikannya sebagai makna hakiki (mengusap kepala dengan tangan), dan sebagian lainnya mengartikan sebagai makna kinayah (kiasan). Ibnu Hajar al-Haitami menyatakan:
“Maksud dari 'mengusap' dalam hadits yang kedua adalah makna hakiki, sebagaimana diterangkan oleh hadits lain, yaitu “Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim semata-mata karena Allah, niscaya Allah memberikan 10 kebaikan pada setiap helai rambut yang diusapnya. Dan barangsiapa berbuat baik kepada anak yatim, perempuan atau laki-laki, niscaya aku (Nabi Muhammad) akan bersamanya seperti ini (dua jari tangan); lalu Nabi berisyarah dengan dua jarinya”. Penyebutan kata ra’sun (kepala), karena mengusap kepala berarti menghargai, mengasihi, cinta kasih, dan mengayomi kebutuhannya. Jika semua itu dilakukan pada anak yatim, maka akan mendapatkan pahala yang sangat besar….” (al-Fatawa al-Haditsiyyah li-Ibni Hajar al-Haitami, 1/43)
Faidah-faidah hari Asyura:
1. Mandi pada hari Asyura. Telah disebutkan bahwa Allah SWT membedah komunikasi air Zamzam dengan seluruh air pada malam Asyura. Karena itu, siapa yang mandi pada hari tersebut, maka akan aman dari penyakit selama setahun. Ini bukan hadits, akan tetapi diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a.
2. Bersedekah kepada fakir miskin.
3. Menyantuni dan mengusap kepala anak yatim.
4. Memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa.
5. Memberi minuman kepada orang lain.
6. Mengunjungi saudara seagama (silaturrahim).
7. Menjenguk orang sakit.
8. Memuliakan dan berbakti kepada kedua orang tua.
9. Menahan amarah dan emosi.
10. Memaafkan orang yang berbuat zalim.
11. Memperbanyak ibadah seperti shalat, doa, dan istighfar.
12. Memperbanyak zikir kepada Allah.
13. Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan.
14. Berjabat tangan dengan orang yang dijumpai.
15. Memperbanyak membaca surat al-Ikhlash, sampai seribu kali. Karena ada atsar yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a.: Barangsiapa membaca surah al-Ikhlash 1000 kali pada hari Asyura, maka Allah akan “memandangnya”. Barangsiapa “dipandang” oleh Allah, maka Dia tidak akan mengazab selamanya.
(Al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hanbali, al-Majalis, hal. 73-74, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah).
Dengan demikian, sahabat gomuslim, tradisi menyantuni anak yatim pada hari Asyura memang sudah ada sejak lama, dan dilakukan oleh masyarakat umum maupun para ulama. Dari tradisi tersebut lalu muncul istilah Idul Yatama (hari raya anak yatim). Namun, yang dimaksud Idul Yatama bukanlah hari raya seperti Idul Fitri atau Idul Adha, melainkan momen untuk membahagiakan hati anak yatim.
Satu lagi hal yang perlu kita ingat bahwa momen 10 Muharram tidak pula dimaksudkan bahwa santunan kepada anak yatim hanya berlangsung pada hari tersebut, karena menyantuni anak yatim bisa dilakukan kapanpun dan di manapun. Wallahu A’lam Bishowwab.
Sumber: https://m.gomuslim.co.id/read/belajar_islam/2019/09/09/14529/-p-dikenal-sebagai-hari-raya-anak-yatim-ini-keutamaan-10-muharram-p-.html
Wednesday, September 11, 2019
Belajar dari Kisah Hidup BJ Habibie, Sang Intelek Penyayang Keluarga
Belajar dari Kisah Hidup BJ Habibie, Sang Intelek Penyayang Keluarga
Eyang, sebutan itu melekat dalam diri BJ Habibie. Presiden ketiga Republik Indonesia tersebut baru saja diumumkan meninggal dunia hari ini, Rabu 11 September 2019 sekitar pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Dengan figurnya yang jadi panutan, almarhum Pak Habibie dipanggil Eyang oleh jutaan masyarakat Indonesia yang menaruh kagum. Apalagi setelah kisah cinta Habibie Ainun diangkat ke layar lebar, sang bapak bangsa menjadi simbol kesetiaan dalam kehidupan berumah tangga.
Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. Lahir dari ibu berdarah Jawa dan bapak dari Makassar, Habibie kecil sudah menunjukkan bibit-bibit intelektualitas.
Enam bulan menempuh kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelum melanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule, Jerman pada 1955. Dalam kurun waktu 10 tahun BJ Habibie merengkuh gelar S1 hingga S3 di Aachen, Jerman.
Gelar Doktor Ingenieur ia raih pada 1965 di bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang dengan gelar summa cum laude. Puncaknya BJ Habibie dipercaya menjabat sebagai Vice President Messerschmitt-Bölkow-Blohm Hamburg (MBB), sebuah perusahaan dirgantara ternama di Hamburg, Jerman. Nama Habibie menjadi tokoh penting dengan kecerdasan serta rekam jejaknya yang kredibel.
Sang Penyayang
Bicara tentang prestasi dan intelektualitas BJ Habibie takkan ada habisnya. Wakil Presiden RI ketujuh ini juga banyak dikagumi orang karena kepribadiannya yang hangat. Semasa hidup, Habibie dikenal sebagai figur yang penyayang.
Kisah cinta Habibie dan Ainun seolah melegenda, dengan suka duka yang telah dialami bersama. Pasangan ini menikah saat Habibie menjalani kuliah, dengan kondisi finansial yang naik turun. Hati BJ Habibie runtuh mendengar vonis kanker yang dijatuhkan kepada belahan jiwanya.
Cobaan itu dilalui bersama, hingga detik-detik terakhir Ibu Ainun berpulang. Tangis Habibie diwujudkan dalam bentuk puisi, sebagai tanda cinta dan perpisahan kepada sang istri. Setelah kehilangan Hasri Ainun Besari, kini masyarakat kembali berduka dengan berpulangnya BJ Habibie. Selamat jalan, Eyang.
Sumber : https://m.fimela.com/news-entertainment/read/4060435/belajar-dari-kisah-hidup-bj-habibie-sang-intelek-penyayang-keluarga?_gl=1*2fikpi*_ga*SVVPalR2V2dSaVBaMkQ4QTJnZ2FTbGF0a2RYcE5iTkExZVhaM0Y0bDk3M1hQRkw0aU40VWp6ckZJUHI4eVVIVw..
Tuesday, September 10, 2019
Sejarah Puasa Asyura
Sejarah Puasa Asyura di Bulan Muharam
CNN Indonesia
Senin, 09/09/2019 13:47
ilustrasi puasa (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Puasa Asyura merupakan amalan sunah yang dilakukan di hari Asyura yaitu tanggal 10 Muharam. Sejarah puasa Asyura sudah ada bahkan sebelum puasa Ramadan diwajibkan.
Istri Nabi Muhammad, Aisyah menceritakan Rasulullah awalnya berpuasa di hari Asyura saat berada di Makkah, sebelum hijrah ke Madinah. Namun saat itu, Nabi belum memerintahkan umat Islam untuk ikut berpuasa di hari Asyura.
Barulah saat hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad bertemu orang Yahudi yang berpuasa Asyuro. Puasa itu dilakukan sebagai rasa syukur Nabi Musa AS di hari Asyura. Pada hari itu, Allah menyelamatkan Bani Israel dari kejaran musuh.
Berdasarkan keterangan Ibnu Abbas, pertemuan itu membuat Nabi Muhammad ikut memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari Asyura.
Barulah saat perintah puasa Ramadan diwajibkan pada tahun kedua Hijriah, Nabi Muhammad tidak lagi memerintahkan berpuasa Asyura. Rasulullah juga tidak melarang puasa ini dilakukan. Puasa ini pun bernilai sunah.
"Maka tatkala puasa Ramadan diwajibkan, Rasulullah bersabda, 'Siapa yang suka puasa di hari Asyura silakan ia berpuasa, dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya,'" petikan Hadis Riwayat Muslim Nomor 1897, dikutip dari aplikasi Ensiklopedi Hadist.
Pada akhir masa kehidupan Nabi Muhammad, Rasulullah sempat menyatakan keinginannya untuk tidak hanya berpuasa pada hari Asyura tapi juga menyertakan tanggal 9 Muharam, agar berbeda dengan puasa orang Yahudi. Puasa pada 9 Muharam ini pun dikenal dengan puasa Tasua. Puasa Tasua ini dilakukan bertepatan pada Senin (9/9).
Namun, Rasulullah wafat terlebih dahulu sebelum sempat mengerjakan puasa Tasua.
Puasa di bulan Muharam ini merupakan puasa yang utama setelah puasa di bulan Ramadan.
"Seutama-utama salat setelah salat wajib adalah salat pada sepertiga akhir malam, dan seutama-utama puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Muharam," petikan Hadis Riwayat Muslim 1983.
Puasa Asyura juga memiliki keutamaan salah satunya dapat menghapus dosa setahun yang lalu.
Puasa Asyura pada tahun 1941 Hijriah bertepatan dengan tanggal 10 September 2019. Umat Islam dapat mengamalkan puasa Asyura yang yang memiliki sejarah panjang ini. Puasa Asyura diawali dengan niat dan diakhir dengan berbuka di waktu Magrib.
Sumber : https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190909125908-284-428724/sejarah-puasa-asyura-di-bulan-muharam
Monday, September 9, 2019
Peristiwa Penting 10 Muharram
Peristiwa Penting 10 Muharam
JAKARTA, iNews.id – Hari Asyura atau hari ke-10 di Bulan Muharram dalam kalender Islam merupakan hari yang penuh sejarah. Menurut beberapa riwayat disebutkan, banyak peristiwa penting yang dialami para nabi terjadi di hari itu pada masa yang lalu.
Karena itu, umat Islam hendaknya menyambut hari itu dengan banyak mengambil pelajaran yang bermanfaat dari sejarah masa lalu. Salah satunya puasa Asyura atau puasa di hari ke-10 Muharram.
Anjuran untuk berpuasa di hari ke-10 ini karena pahalanya sangat besar dan dapat menghapus dosa-dosa selama satu tahun. Puasa Asyura 10 Muharram ini jatuh bertepatan dengan 10 September 2019.
Imam Nasai menjelaskan mengenai Rasulullah yang melaksanakan puasa di bulan Muharram setelah bulan Ramadan. Kemudian Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa Muharram.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya Muharram adalah bulannya Allah yang di dalamnya tepat menjadi hari bertaubat umat Islam atas dosa-dosa yang terdahulu".
Tentang keutamaan puasa ‘Asyura Ibnu Abbas menyatakan: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini (‘Asyura) dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (maksudnya: bulan Ramadhan)." (HR. Al-Bukhari.)
Selain puasa Asyura dan puasa Tasu’a, amalan lain yang penting dilakukan yakni bersedekah dan mengusap kepala anak yatim.
Berikut 15 peristiwa penting para nabi yang terjadi pada 10 Muharram.
Diciptakannya Nabi Adam alaihi salam (as) di Surga
Diterimanya taubat Nabi Adam as
Naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh as dengan Bukit Zuhdi setelah banjir besar.
Terbelahnya laut merah untuk Nabi Musa as setelah dikejar Fir’aun
Tenggelamnya Fir’aun di dasar laut merah saat mengejar Nabi Musa
Dikeluarkannya Nabi Yunus as dari perut ikan paus
Dikeluarkannya Nabi Yusuf as dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya
Diterimanya taubat umat Nabi Yunus as
Dilahirkannya Nabi Ibrahim as
Selamatnya Nabi Ibrahim AS dari api yang membakarnya oleh Raja Namrud
Dilahirkannya Nabi Isa as
Diangkatnya Nabi Isa as ke langit
Dikembalikannya penglihatan Nabi Ya’qub as.
Dibuka (dihilangkan) nya madlorot yang mendera Nabi Ayyub as
Diampuninya Nabi Daud as
Wednesday, September 4, 2019
Asal Usul Nama Google dam Fakta Unik Lainnya
Asal Usul Nama Google dan Fakta Unik Lainnya
KOMPAS.com — Ada banyak cerita dan pemberitaan media yang menarik seputar Google. Namun ternyata, masih ada fakta-fakta unik yang belum diketahui oleh banyak orang tentang perusahaan tersebut. Fakta-fakta tersebut ditampilkan dalam situs tanya jawab Quora. Berikut beberapa fakta unik yang menarik.
Nama Google lahir karena "kecelakaan". Sejarah Google dimulai dari proyek yang dikerjakan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada 1996. Saat itu, kedua mahasiswa pascasarjana di Stanford University itu berkolaborasi mengembangkan mesin pencari bernama BackRub, yang dioperasikan menggunakan server di kampus mereka.
Pada 1997, Larry dan Sergey mengganti nama BackRub menjadi Googol. "Googol" merupakan istilah matematika untuk angka 1 yang diikuti oleh 100 angka nol. Nama ini diambil untuk menjelaskan misi Google sebagai gudang informasi tak terbatas di internet.
Akan tetapi, para investor rupanya salah mengeja nama Googol menjadi Google, dan telanjur menuliskannya dalam cek. Hal itu membuat Brin dan Page akhirnya "mentok" menggunakan nama Google untuk mesin pencari mereka.
Google merupakan salah satu perusahaan digital yang gencar mengakuisisi startup yang berpotensi. Di antaranya, YouTube, Android, Motorola Mobility, Pyra Labs yang mengembangkan Blogger, serta Keyhole Inc yang melahirkan layanan Google Maps dan Google Earth.
Hingga kini, sudah ada ratusan startup (perusahaan rintisan) yang diakuisisi oleh Google. Sejak 2010, jika dirata-rata, maka Google telah mengakuisisi lebih dari satu perusahaan setiap minggu.
Halaman muka Google tampil bersih sejak kali pertama beroperasi karena dulu kedua pendirinya tidak menguasai HTML. Page dan Brin juga menginginkan mesin pencari dengan antarmuka yang ringkas. Karena itu, pencarian melalui Google dibuat sederhana. Pengguna cukup menekan tombol Enter setelah memasukkan kata kunci pencariannya.
Hingga kini, tampilan homepage Google yang bersih, hanya menampilkan logo dan kotak pencarian, tetap dipertahankan.
Masih ada fakta-fakta menarik lainnya. Indeks pencarian Google memiliki ukuran raksasa, yakni lebih dari 100 juta gigabyte. Dengan kata lain, butuh lebih dari 100.000 hard disk personal berukuran 1 terabyte untuk menyimpan indeks pencarian itu.
Untuk menampilkan informasi pada aplikasi Street View yang merupakan bagian dari Google Maps, jika ditotal, maka Google telah memotret jalan sepanjang 5 juta mil atau 8,046 juta km.
Pada tahun 2012, Google telah menemukan lebih dari 30 triliun URL unik di web. Coba bandingkan dengan jumlah URL unik pada tahun 2008, yang hanya berjumlah 1 triliun!
Satu lagi fakta unik tentang Google. Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan digital paling besar dan paling penting di dunia. Namun ternyata, masih ada kesalahan kode di halaman muka Google. Kalau tidak percaya, sila cek tautan ini.
Sumber : https://www.unisbank.ac.id/berita-terbaru/berita-teknologi-asal-usul-nama-google-dan-fakta-unik-lainnya-unisbank.html
Tuesday, September 3, 2019
Simak Tradisi Sambut Tahun Baru Islam dari Keraton Yogyakarta dan Surakarta
Simak Tradisi Sambut Tahun Baru Islam dari Keraton Yogyakarta dan
Tradisi tahun baru Islam 1 Muharram di Keraton Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta.
Dengan keanekaragaman budaya di Indonesia, perayaan 1 Muharram biasanya dilakukan berbeda-beda di tiap daerah.
Namun tetap saja mengandung satu makna yang sama yakni memperkuat pondasi keislaman dan nilai-nilai dalam agama Islam.
Di budaya masyarakat Jawa sendiri, tahun baru 1 Muharram juga dianggap sebagai hari yang sakral.
Dalam kalender penanggalan Jawa, 1 Muharram dikenal dengan sebutan 1 Sura (pelafalan Suro).
Termasuk bagi dua kerajaan di seputaran wilayah Jawa Tengah.
Yakni Keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Sama-sama pecahan Kerajaan Mataram, namun perayaan 1 Muharram di dua kerajaan ini cukup berbeda.
Keraton Yogyakarta
Di Keraton Yogyakarta terdapat sebuah tradisi yang dikenal dengan sebutan ritual Lampah Mubeng atau Mubeng Benteng.
Mengutip dari artikel terbitan Bangkapos.com, Tradisi Mubeng Beteng merupakan simbol refleksi dan instropeksi diri orang Jawa pada malam 1 Sura.
Ritual Mubeng Benteng ini dilaksanakan dengan berkeliling kawasan kompleks keraton pada malam hari sebagai wujud dari bentuk perenungan untuk selalu melakukan instropeksi diri.
Selama mengelilingi benteng dalam ritual ini, semua peserta harus melakukan tapa bisu (tidak berbicara ataupun bersuara) serta tidak makan, minum, atau merokok.
Ritual tradisi ini dibuka untuk umum dan siapa saja juga boleh turut mengelilingi kompleks keraton.
Dalam mengelilingi benteng, jarak yang ditempuh mencapai lima kilometer.
Keraton Surakarta
Sementara itu di Keraton Surakarta terdapat tradisi lain yang tak kalah unik.
Seperti yang diberitakan oleh Tribun Jatim, Keraton Kasunanan Surakarta biasanya menyambut tahun baru Islam dengan tradisi Kirab Kebo Bule.
Kirab Kebo Bule biasa dilakukan pada malam hari, dan menjadi salah satu acara yang paling dinanti-nanti masyarakat Solo.
Kebo atau kerbau bule yang dimaksud adalah Kebo Bule Kyai Slamet yang dipercaya memiliki nilai spiritual tersendiri.
Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas Said, leluhur kebo bule ini adalah hewan kesayangan Paku Buwono II.
Biasanya orang-orang yang menonton kirab ini akan saling berebut untuk menyentuh tubuh kebo bule dan mendapatkan kotorannya.
Kotoran kerbau ini nantinya akan digunakan sebagai pupuk dan diidentikkan dengan keberkahan hasil tanam.
Sumber:
https://www.grid.id/amp/04929775/1-muharram-1440-hijriah-simak-tradisi-sambut-tahun-baru-islam-dari-keraton-yogyakarta-dan-surakarta
Monday, September 2, 2019
1 Muharram Jatuh Besok Minggu 1 September, Ini Amalan yang Dapat Dilakukan di Awal Tahun Baru Islam
1 Muharram Jatuh Besok Minggu 1 September, Ini Amalan yang Dapat Dilakukan di Awal Tahun Baru Islam
TRIBUNNEWS.COM- Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H jatuh besok Minggu, 1 September 2019.
Muharram menjadi salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT.
Untuk menyambut tahun baru, umat Islam dianjurkan melakukan beberapa amalan.
Berdasarkan kalender Islam, 1 Muharram akan jatuh pada Minggu besok.
Muharram menjadi bulan pertama dalam perhitungan tahun Hijriyah.
Bulan Muharram juga dikenal dengan bulan Suro dalam penanggalan Jawa.
Muharram menjadi salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Bulan ini disebut bulan yang suci.
Dalam agama Islam, terdapat empat bulan haram diluar Ramadhan yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Keempat bulan tersebut dijelaskan di dalam sabdi Nabi Muhammad SAW berikut ini:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
Di bulan mulia ini, larangan untuk melakukan perbuatan dosa lebih ditekankan dibanding bulan lain.
Hal ini tak lain karena begitu mulianya bulan Muharram.
Umat Islam dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan untuk memperbanyak pahala.
Bulan Muharram menjadi bulan yang benar-benar istimewa dan disebut dengan syahrullah atau bulan Allah.
Untuk meyambut tahun baru Hijriyah atau bulan Muharram, berikut ini amalan-amalan yang dapat dilakukan mengutip dari berbagai sumber:
1. Puasa
Puasa di bulan Muharram disebutkan menjadi puasa terbaik setelah Ramadhan.
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa di bulan ini terumaya saat hari 'Asyura (10 Muharram).
Mengutip dari muslim.or.id, meski dianjurkan berpuasa satu bulan penuh, umat Islam tidak boleh berpuasa di seluruh hari bulan Muharram.
Rasulullah tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan.
Puasa yang paling utama dilakukan adalah puasa 'Asyura di tanggal 10 Muharram.
Puasa ini dapat mengapus dosa satu tahun yang lalu.
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ. قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan puasa Arafah. Beliau menjawab, “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab,” Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
2. Memperbanyak amal shalih
Menjadi bulan Allah, tentu saja banyak kemuliaan dan nilai-nilai yang tersimpan di bulan Muharram.
Allah SWT akan melipatgandakan dosa kemaksiatan dan melipatgandakan pahala amal shalih.
Amalan shalih yang dapat dilakukan dapat berubah amalan wajib maupun sunnah.
3. Bertaubat
Taubat merupakan kembali kepada Allah serta meninggalkan yang Dia benci dan melakukan yang Dia Senang secara lahir dan batin.
Sebagai seorang muslim yang baik, saat terjatuh dalam dosa hendakanya segera melakukan taubat dan tidak menunda.
4. Bersedekah
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak sedekah terutama di bulan-bulan mulia seperti bulan Muharram.
Bersedekah hendaknya bisa ditingkatkan di bulan yang muliah ini.
5. Shalat berjamaah
Mengutip dari riyadhulquran, di bulan mulia ini, dianjurkan untuk melakukan shalat fardhu berjamaah di masjid.
Bulan Muharram menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkannya.
Apabila sudah terbiasa di shaf pertama, usahakan mendapat takbiratul ikhram, begitupun seterusnya agar meningkat.
Sumber: https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/lifestyle/2019/08/31/1-muharram-jatuh-besok-minggu-1-september-ini-amalan-yang-dapat-dilakukan-di-awal-tahun-baru-islam
Sembilan Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Rajab
Sembilan Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Rajab Selain Isra’ dan Mi’raj masih banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Ra...
-
Insiden Hotel Yamato Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) menjadi bendera Indonesia (Mera...