Wednesday, January 30, 2019

KISAH SHAHABAT: TSABIT BIN QAIS AL-ANSHARI RADHIYALLAHU ‘ANHU

KISAH SHAHABAT: TSABIT BIN QAIS AL-ANSHARI RADHIYALLAHU ‘ANHU

Tidak ada wasiat seseorang  di mana dia mewasiatkannya setelah dia wafat yang dilaksanakan selain wasiat Tsabit bin Qais”
Tsabit bin Qais al-Anshari, seorang pemuka Khazraj yang terpandang, salah seorang pembesar Yatsrib yang diperhitungkan keberadaannya oleh siapa saja.
Di samping itu dia berhati cerdik, responsif, lihai dalam bertutur kata dan bersuara keras. Jika dia berbicara maka dia mengalahkan lawan bicaranya, jika berkhutbah maka dia menyihir para pendengarnya.
Dia adalah satu di antara orang-orang yang masuk Islam angkatan pertama di Yatsrib. Begitu dia menyimak ayat-ayat al-Qur’an yang penuh hikmah yang dilantunkan oleh seorang da’i Makkah Mush’ab bin Umair dengan suaranya yang syahdu dan tekanannya yang merdu, al-Qur’an langsung menawan pendengaran hatinya dengan pengaruhnya yang indah, menguasai nuraninya dengan keterangannya yang mengagumkan dan memenuhi akalnya dengan petunjuk dan syariatnya. Allah Ta’ala melapangkan dadanya kepada Islam, meninggikan kedudukannya dan mengangkat namanya dengan bergabung di bawah panji Nabi Islam.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah sebagai muhajir, Tsabit bin Qais menyambut beliau bersama sekelompok orang dari para petinggi kaumnya dengan hangat, menerima beliau dan shahabat beliau ash-Shiddiq dengan penuh kemuliaannya. Tsabit mengucapkan khutbah di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sebuah khutbah di mana dia mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah Ta’ala serta shalawat kepada Nabi-Nya.
Dia menutup khutbahnya dengan, “Kami berjanji kepadamu ya Rasulullah, akan melindungimu seperti kami melindungimu diri kami, anak-anak kami dan istri-istri kami dari setiap marabahaya yang akan menimpa. Lalu apa yang kami dapatkan sebagai balasannya?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab. “Surga. ”
Begitu kata surga menyentuh telinga mereka, wajah-wajah mereka mengisyaratkan kegembiraan dan rat muka mereka memperlihatkan keceriaan, mereka berkata, “Kami rela ya Rasulullah. Kami rela ya Rasulullah.”
Sejak hari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan Tsabit bin Qais sebagai juru bicara beliau sebagaimana Hassan bin Tsabit adalah penyair beliau.
Jika para delegasi datang kepada Rasulullah untuk membanggakan diri atau berdialog dengan lisan yang fasih dan lantunan kata yang merdu mendayu, baik para khatib maupun para penyairnya, maka Tsabit bin Qais maju ke depan untuk menjawab para khatib mereka, sedangkan Hassan bin Tsabit meladeni para penyairnya.
Tsabit adalah seorang laki-laki mukmin dengan iman yang dalam, bertakwa dengan ketakwaan yang bersih, sangat takut kepada Rabbnya, sangat berhati-hati dari segala perkara yang membuat Allah subhanahu wa ta’ala marah.
Suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya sangat bersedih dan berduka, kedua lututnya gemetar karena khawatir dan takut, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bertanya kepadanya, ‘Ada apa denganmu wahai Abu Muhammad?”
Dia menjawab, ‘Aku takut telah berbuat celaka ya Rasulullah.” Nabi bertanya, “Mengapa?”
Dia menjawab. ‘Allah telah melarang kami berharap dipuji dengan sesuatu yang tidak kami lakukan, sementara aku adalah orang yang suka pujian. Allah melarang kami bersikap sombong sedangkan aku adalah orang yang mengagumi diriku.”
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha menenangkan kecemasannya, sampai beliau bersabda kepadanya, “Wahai Tsabit, apakah kamu tidak rela hidup dalam keadaan terpuji, mati sebagai syahid dan masuk surga?”
Wajah Tsabit berbinar dengan berita gembira tersebut, dia berkata, “Ya wahai Rasulullah. Ya wahai Rasulullah.”
Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu milikmu.”
Manakala firman Allah Ta’ala, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah-janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. A]-Hujurat:2) diturunkan, sejak saat itu Tsabit bin Qais menjauh dari majelis-majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sekalipun dia sangat menyintainya dan sangat berkeinginan untuk mendatanginya, Tsabit diam di rumahnya dan tidak pernah meninggalkannya kecuali hanya untuk shalat berjamaah. Rasulullah pun mencari-cari Tsabit, beliau bertanya, “Siapa yang hadir membawa beritanya kepadaku?”
Maka seorang laki-laki Anshar berkata, “Aku ya Rasulullah.”
Laki-laki Anshar ini pergi ke rumahnya, dia melihat Tsabit dalam keadaan berduka dan bersedih, kepalanya tertunduk, laki-laki Anshar ini bertanya, “Mengapa dengan dirimu wahai Abu Muhammad?”
Tsabit menjawab, “Buruk.” Dia bertanya, “Apa itu?”
Tsabit menjelaskan, “Sesungguhnya kamu mengetahui bahwa aku bersuara tinggi, tidak jarang suaraku mengalahkan tingginya suara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara ayat al-Qur’an telah turun seperti yang telah kamu ketahui, aku tidak menyangka sama sekali bahwa amalku telah batal dan aku akan menjadi penghuni neraka.”
Laki-laki Anshar ini pun pamit dan menyampaikan jawaban Tsabit kepada Rasulullah. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pergilah kepadanya dan katakan, ‘Kamu bukan penghuni neraka sebaliknya kamu adalah penduduk surga’.”
Sebuah berita gembira besar untuk Tsabit di mana dia mengharapkan kebaikannya sepanjang hayatnya.
Tsabit bin Qais ikut dalam seluruh peperangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selain Badar, dia menerjunkan dirinya di dalam ombak peperangan demi mencari syahadah yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya. Sesekali dia belum mendapatkannya namun syahadah itu tidak berada jauh darinya, hanya berjarak dua busur atau lebih dekat lagi.
Hingga tiba saatnya terjadi perang melawan orang-orang murtad antara kaum muslimin melawan Musailamah al-Kadzdzab di zaman Abu Bakar ash-Shiddiq. Saat itu Tsabit adalah panglima pasukan Anshar sedangkan Salim maula Abu Hudzaifah adalah panglima orang-orang Muhajirin, sementara panglima yang membawahi orang-orang Muhajirin, Anshar dan orang-orang Arab pedalaman adalah Khalid bin al-Walid.
Di setiap medan laga dalam perang ini terlihat keunggulan pasukan Musailamah al-Kadzdzab atas pasukan kaum muslimin, sehingga mereka mampu menembus markas Khalid bin al-Walid dan hampir saja membunuh istrinya Ummu Tamim, mereka berhasil memotong tali-tali pengikat tenda markas dan memporak-porandakannya.
Saat itu Tsabit bin Qais melihat kelemahan kaum muslimin yang membuat hatinya bersedih dan teriris, dia mendengar mereka satu sama lain saling melemahkan dan ini membuat dadanya sempit dan berduka.
Orang-orang kota menuduh orang-orang pedalaman sebagai pengecut, sementara orang-orang pedalaman menuduh orang-orang kota tidak becus berperang dan tidak tahu memegang senjata.
Pada saat itu Tsabit bersiap-siap untuk mati, dia mengambil kain kafannya, dia berdiri di depan khalayak dan berkata, “Wahai kaum muslimin, tidak seperti ini kami berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sangat buruk, karena kalian membiarkan musuh kalian berani melakukan apa yang mereka lakukan terhadap kalian. Sangat buruk, karena kalian membiasakan diri kalian dengan bersikap pengecut di depan musuh kalian.”
Lalu Tsabit mengangkat kedua tangannya ke atas dan berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas diri kepadaMu dari apa yang dilakukan oleh mereka, -Yakni Musailamah dan pasukannya- dan aku juga berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh mereka.” Yakni kaum muslimin.
Kemudian dia merangsek maju layaknya seekor singa yang terluka, bahu membahu bersama para shahabat yang mulia lainnya, Al-Barra bin Malik al-Anshari, Zaid bin al-Khatthab saudara Amirul Mukminin Umar bin al Khatthab, Salim maula Abu Hudzaifah dan orang-orang mukmin angkatan pertama lainnya.
Tsabit menunjukkan kepahlawanannya dengan gagah berani, hal ini menumbuhkan semangat tempur di hati kaum muslimin dan menyumbat dada orang-orang musyrikin dengan kecemasan dan ketakutan.
Tsabit terus berperang di segala arah, dia menebaskan senjatanya hingga luka-luka menghentikan aksinya yang patriotik.
Dia tersungkur di medan peperangan dengan sangat tenang sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan untuknya berupa gugur sebagai syahid yang sebelumnya telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Gugur sebagai syahid dengan dada tenteram karena Allah Ta’ala mewujudkan kemenangan besar bagi kaum muslimin.
Dalam perang ini Tsabit memakai baju besi yang berharga, lalu seorang laki-laki dari kaum muslimin melewati jasadnya kemudian melepaskan baju besi tersebut dari tubuhnya dan ia mengambil baju besi tersebut untuk dirinya.
Di malam kedua dari gugurnya Tsabit, seorang laki-laki dari kaum muslimin bermimpi bertemu dengannya.
Tsabit berkata kepada laki-laki itu, ‘Aku adalah Tsabit bin Qais, apakah kamu mengenalku?”
Dia menjawab, “Ya.”
Tsabit berkata, ‘Aku berwasiat kepadamu, jangan berkata bahwa ini adalah mimpi agar kamu tidak menyia-nyiakannya. Ketika aku terbunuh kemarin, seorang laki-laki dari kaum muslimin yang ciri-cirinya seperti ini melewatiku, dia mengambil baju perangku dan membawanya ke tendanya yang terletak di paling ujung dari markas kaum muslimin dari arah ini. Dia meletakkannya di bawah sebuah bejana lalu menutupinya dengan pelana. Datanglah kepada Khalid bin al-Walid, katakan kepadanya agar dia mengutus seseorang untuk mengambil baju besi itu karena ia masih berada di tempatnya. Aku mewasiatkan kepadamu dengan wasiat yang lain, jangan berkata bahwa ini adalah mimpi agar kamu tidak menyia-nyiakannya. Katakan kepada Khalid, Jika engkau pulang kepada Khalifah Rasulullah
di Madinah maka katakan kepadanya. ‘Sesungguhnya Tsabit memikul hutang sekian dan sekian dan bahwa fulan dan fulan dari hamba sahayaku merdeka. Hendaknya dia membayar hutangku dan membebaskan hamba sahayaku.”
Laki-laki yang bermimpi itu terjaga, dia menemui Khalid bin al-Walid, dia menyampaikan mimpinya. Maka Khalid mengutus seseorang untuk mengambil baju besi Tsabit dari tangan orang yang mengambil baju besi tersebut di tempatnya. Kemudian seorang laki-laki utusan Khalid kembali dengan menenteng baju besi tersebut.
Ketika Khalid pulang ke Madinah, dia menyampaikan berita dan wasiat Tsabit bin Qais kepada ash-Shiddiq, lantas ash-Shiddiq melaksanakan wasiatnya.
Tidak pernah ada sebelumnya dan tidak akan pernah ada sesudahnya bahwa wasiat seseorang dilaksanakan sesudah kematian orang tersebut selainnya.
Semoga Allah Ta’ala meridhai Tsabit dan menempatkannya di Illiyin tertinggi.


Tuesday, January 29, 2019

Wabah DBD

Wabah DBD, Jusuf Kalla: Cucu Saya Juga Kena
Reporter: Vindry Florentin
Editor: Juli Hantoro

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD menyebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak masyarakat mencegah penyebaran penyakit yang semakin meluas tersebut.

"Masyarakat harus mencegah genangan-genangan air di selokan karena di situ sumbernya, tempat-tempat yang rawan, sampah-sampah," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019.
JK mengingatkan bahwa pencegahan sangat penting lantaran nyamuk pembawa virus dengue tak pilih-pilih korbannya. Dia bercerita, keluarganya juga terjangkit virus DBD tersebut. "Cucu saya juga kena. Adik kena juga. Jadi ini tidak pilih-pilih," katanya.

JK mengatakan penanganan DBD perlu dibagi antara pemerintah dan masyarakat. Masyarakat melakukan pencegahan, sementara pemerintah menyiapkan fasilitas pengobatan.

Kementerian Kesehatan menyatakan sebanyak 11.224 orang tertular DBD di Indonesia hingga 25 Januari 2019. Sebanyak 110 orang di antaranya meninggal.



Monday, January 28, 2019

Hikayat

Pengertian Hikayat.




Secara etimologis, istilah hikayat berasal dari bahasa Arab, yaitu haka yang artinya menceritakan atau bercerita. Hikayat berfungsi sebagai media hiburan/pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau hanya sekadar untuk meramaikan pesta.

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum bangsawa, orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan mukjizat tokoh utamanya. Hikayat kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat hidup, yang didalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban.

Hikayat berkembang pada masa Melayu klasik. Itu pula yang membuat kata-kata yang digunakan dalam hikayat banyak mengandung bahasa Melayu klasik yang kadang sulit untuk dipahami. Namun, untuk yang demikian kita masih bisa meminta bantuan kamus untuk mengetahui maknanya.

Ciri-Ciri atau Karakteristik Hikayat.
Hikayat merupakan bagian dari prosa lama yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Menggunakan bahasa Melayu lama
Pralogis, yaitu ceritanya kadang-kadang sulit diterima akal.
Istana sentries, yaitu pusat cerita berada di lingkungan istana.
Anonim, maksudnya adalah prosa tersebut tidak jelas siapa pengarangnya.
Statis, yaitu bersifat baku dan tetap.
Menggunakan kata arkhais, yaitu kata-kata yang kini tidak lazim digunakan, semisal kata sebermula, hatta, dan syahdan.
Unsur-unsur Hikayat.

Unsur-unsur dalam hikayat tidak jauh berbeda dari prosa-prosa lainnya. Ia dibangun oleh unsur intrinsic dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerita dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerita dari luar. 

Berikut ini adalah unsur-unsur instrinsik dalam sebuah hikayat:
Tema, merupakan gagasan yang mendasari cerita.
Alur, merupakan jalinan peristiwa dalam cerita.
Latar, merupakan tempat, waktu, dan suasana yang tergambar dalam cerita.
Tokoh, merupakan pemeran cerita. Penggambaran watak tokoh disebut penokohan.
Amanat, merupakan pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita.
Sudut pandang, merupakan pusat pengisahan dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita.
Gaya, berkaitan dengan bagaimana penulis menyajikan cerita menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan lainnya.
Fungsi Hikayat

Umumnya hikayat memiliki fungsi sebagai pembangkit semangat, penghibur atau pelipur lara, atau hanya untuk meramaikan suatu acara atau pesta.



Wednesday, January 23, 2019

Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Disegani Malaikat

Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Disegani Malaikat

Utsman bin Affan radhiallahu anhu (RA) adalah sahabat Nabi yang menjadi Khalifah ketiga setelah Abu Bakar dan Umar Bin Khattab RA. Pada masa Islam beliau dijuluki Abu ‘Abdillah. Beliau juga digelari ‘Dzun Nuraini’ (pemilik dua cahaya) karena menikah dengan dua puteri Rasulullah SAW yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum. 

Kemuliaan lain yang dimiliki Utsman bin Affan adalah kedermawanannya dalam bersedekah. Utsman juga merupakan sosok sahabat yang pertama merangkum mushaf-mushaf yang tersebar menjadi sebuah kitab yang sekarang kita baca yaitu Alquran. 

Dalam satu hadis riwayat Imam Muslim dikisahkan, dari ‘Aisyah RA, beliau berkata, pada suatu hari Rasulullah SAW sedang duduk dimana paha beliau terbuka, maka Abu Bakar meminta izin kepada beliau untuk menutupinya dan beliau mengizinkannya, lalu paha beliau tetap dalam keadaan semula (terbuka). Kemudian Umar bin Khattab minta izin untuk menutupinya dan beliau mengizinkannnya, lalu paha beliau tetap dalam keadaan semula (terbuka). 

Ketika Utsman meminta izin kepada beliau, maka beliau melepaskan pakaiannya (untuk menutupi paha terbuka). Ketika mereka telah pergi, maka Aisyah bertanya, ”Wahai Rasulullah, Abu Bakar dan Umar telah meminta izin kepadamu untuk menutupinya dan engkau mengizinkan keduanya. Tetapi engkau tetap berada dalam keadaan semula (membiarkan pahamu terbuka). Sedangkan ketika Utsman meminta izin kepadamu, maka engkau melepaskan pakainanmu (dipakai untuk menutupinya). 

Maka Rasulullah SAW menjawab, ”Wahai Aisyah, bagaimana aku tidak merasa malu dari seseorang yang Malaikat saja merasa malu kepadanya”.Ibnu ‘Asakir menjelaskan dalam kitab “Fadhail ash Shahabah”, bahwa Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang Utsman, maka beliau menjawab, ”Utsman itu seorang yang memiliki kedudukan terhormat yang dipanggil dengan Dzun Nuraini, dimana Rasulullah menikahkannya dengan kedua putrinya.”

Selain itu, diriwayatkan dari Imam Ahmad bin Hanbal bahwa ketika Al-Hasan ditanya tentang orang yang beristirahat pada waktu tengah hari di masjid? maka ia menjawab, ”Aku melihat Utsman bin Affan beristirahat di masjid, padahal beliau sebagai Khalifah, dan ketika ia berdiri nampak sekali bekas kerikil pada bagian rusuknya, sehingga kami berkata, Ini amirul mukminin, Ini amirul mukminin,”

Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, seraya ia berkata dengan firman Allah”. “Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS.Az-Zumar:9). Yang dimaksud itu adalah Utsman bin Affan.

Utsman bin Affan wafat pada tahun 35 Hijriyah pada pertengahan tasyriq tanggal 12 Dzulhijjah, dalam usia 80 tahun lebih. Khalifah Utsman bin Affan dibunuh oleh kaum pemberontak (Khawarij) di dalam rumahnya. Ketika Utsman terbunuh, isteri beliau berkata, ”Mereka telah tega membunuhnya, padahal mereka telah menghidupkan seluruh malam dengan Alquran”.Utsman bin Affan termasuk di antara sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga lewat lisan Nabi. Meskipun telah wafat, kedermawanannya selalu dikenang oleh umat Islam. Mulai dari membeli sumur Yahudi, menyumbang 300 ekor unta pada perang Tabuk dan masih banyak lainnya. Utsman dikenal sebagai sahabat Nabi yang banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah.


Tuesday, January 22, 2019

Tanda Tubuh Tidak Bisa Mencerna Makanan dari Daging dengan Baik

Tanda Tubuh Tidak Bisa Mencerna Makanan dari Daging dengan Baik, Awas Sebabkan Bau Badan 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sulit rasanya menahan godaan dari makanan lezat seperti steak atau hamburger dengan isian daging tebal di dalamnya.
Terlepas dari kenyataan bahwa daging mengandung protein dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, daging juga mengandung lemak jenuhd dan unsur yang menyulitkan kita mencernanya.
Makan terlalu banyak daging dapat menyebabkan masalah serius.
Di antaranya risiko diabetes, penyakit jantung hingga kanker.
Dirangkum dari laman Brightside.me, berikut tanda-tanda sistem pencernaan tidak bisa memproses daging dengan baik.
Jika mengalami gejala ini, ada baiknya kamu mempertimbangkan lagi sebelum memasukkan daging dalam menu dietmu.

1. Sembelit

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa terlalu banyak makan daging merah dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker usus.
Cobalah makan daging merah hanya dalam jumlah yang konservatif (100-200 gram dua kali seminggu) dengan banyak sayuran atau biji-bijian.
Cobalah untuk menghindari makan hati dan ginjal. 

Beralihlah ke makanan laut atau ayam, dan pilih daging rebus daripada yang digoreng.

2. Lapar terus menerus

Jika kamu merasa selalu merasa lapar, cobalah untuk mengudap yogurt dengan beri atau biskuit gandum daripada roti lapis daging untuk makan siang.

Cobalah untuk mengurangi daging merah selama beberapa hari, dan lihat apakah kamu merasa lebih baik dan lebih segar.

3. Lingkaran hitam di bawah mata
angan tertipu dengan anggapan lingkaran hitam di bawah mata akibat kurang tidur atau kelelahan.

Ternyata tidak mencerna daging dengan benar dapat mengganggu kecantikan wajahmu.
Jika kamu sering mengalaminya (terutama sehari setelah makan daging), itu pertanda bahwa daging itu tidak dicerna.

4. Bau mulut dan bau badan

Mengalami bau mulut dan bau badan adalah tanda bahwa tubuh tidak mencerna daging dengan benar.
Jika daging tidak dicerna dengan baik, bau tidak sedap akan keluar dari sistem pencernaan dan akhirnya masuk ke kulit dan napas.
Jika kamu terus mengalami masalah yang tidak menyenangkan ini, cobalah mengunyah makanan lebih lama untuk membantu memecah daging sehingga tidak menumpuk di usus.

5. Sistem kekebalan tubuh melemah

Ketika tubuh tidak mencerna daging dengan benar, kamu mungkin lebih sering sakit daripada biasanya.
Sistem kekebalan tubuh dapat terpengaruh karena gula alami (disebut Neu5Gc) yang ditemukan dalam daging merah, dan sangat sulit bagi tubuh kita untuk mencernanya.
Gula ini biasanya diproduksi oleh hewan karnivora dan memungkinkan mereka mempertahankan pola makan dagingnya.
Tubuh kita tidak memproduksinya, dan itulah sebabnya tubuh kita memperlakukannya sebagai zat asing, yang memicu reaksi kekebalan beracun.
Reaksi ini dapat menyebabkan banyak masalah lain, dan kanker adalah yang paling serius.
TribunTravel.com/rizkytyas

sumber :  http://travel.tribunnews.com/amp/2019/01/20/5-tanda-tubuh-tidak-bisa-mencerna-makanan-dari-daging-dengan-baik-awas-sebabkan-bau-badan?page=3




 

Wednesday, January 16, 2019

Keutamaan Istigfar

Subhanallah, Inilah 10 Keutamaan Istighfar Yang Luar Biasa Dahsyat
Istighfar artinya adalah memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mungkin selama ini banyak dari kita yang melupakan keutamaan istighfar sehingga tidak tahu manfaat luar biasa ketika kita senantiasa mengucap lafadz istighfar.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh [72]: 10-12)
Adalah hal yang wajar jika manusia ingin hidup mapan, sejahtera dan makmur. Terhindar dari krisis atau kekeringan. Namun tak banyak dari kita yang menyadari pemicu munculnya kekeringan dan krisis serta solusi agar selamat dan terbebas dari semua problematika tersebut.
Ayat di atas menjelaskan kepada kita dengan jelas tentang salah satu sunnatullah yang mengatur masalah ini.
WASIAT NABI NUH
Ayat 10-12 surat Nuh bercerita tentang metode dakwah Nabi Nuh aalaihissalaam kepada kaumnya yang membangkang. Nabi Nuh memahami bahwa setiap manusia pasti mencintai kemakmuran, kesejahteraan serta beragam kebaikan dunia, maka beliau menggugah hati nurani mereka dengan menawarkan jalan keluar untuk memperbaiki keadaan ekonomi dan terhindar dari krisis.
Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk bertaubat dan ber “istighfar” agar hidup mereka berkah, makmur, sejahtera dan selamat dari semua bentuk malapetaka. Nabi Nuh berkata, “Mohonlah ampun (beristighfarlah) kepada Tuhanmu”.
Manurut tafsir Ibnu Katsir, maksud ayat di atas adalah “Kembalilah kalian kepada-Nya. Kembalilah kalian dari kesesatan. Bertobatlah kalian sesegera mungkin. Sebab, sesungguhnya barangsiapa yang bertobat kepada-Nya, maka Dia akan menerima tobatnya, sebesar apa pun dosanya, seberat apa pun kekufuran dan kesyirikannya,” (Tafsir Ibnu Katsir V/142).
Istighfar menurut kamus bahasa Arab berarti thalabul maghfirah, memohon ampunan. Dan maghfirah adalah wiqaayatu syarri’dz dzunub ma’a satriha, perisai keburukan dosa disertai dengan ditutupinya dosa tersebut sehingga tidak terkuak di masyarakat.
Menurut sebagian ulama, ‘istighfar’ bermakna memohon ampunan dengan lisan, sedangkan ‘tobat’ melepas diri dari dosa dengan hati dan seluruh anggota badan. Sebagian lagi tidak membedakan keduanya dan saling melengkapi.

Kejujuran istighfar seseorang tentu dibarengi dengan tobat, sebagaimana kesungguhan tobat seseorang pasti diiringi dengan mengulang banyak istighfar.
10 KEUTAMAAN ISTIGHFAR
Sungguh dahsyat keutamaan istighfar. Ia mampu mendatangkan banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya:
1. Diampuni dosanya. Seperti firman Allah dalam QS Al Muzzammil [73]: 20, “Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Sebab, setiap dosa meninggalkan noda hitam pada hati dan noda hitam itu bisa lenyap dengan istighfar.
2. Istighfar bisa menjadi penyebab turunnya hujan yang menghilangkan kekeringan dan menyebabkan kesuburan tanah.
3. Orang yang rajin beristighfar akan dilapangkan rezekinya sehingga hidupnya makmur dan sejahtera.
4. Diberi kemudahan mendapatkan anak dan keturunan.
keutamaan terakhir ditegaskan Allah dalam ayat di atas, “Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
5. Akan ditambah kekuatannya. Firman Allah, “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa,'” (QS Hud [11]: 52).
6. Akan dimudahkan segala masalahnya. Sabda Rasulullah, “Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka,” (HR Abu Daud no. 1520 dan Ibnu Majah no. 3951, dan di-dha’if-kan oleh Albani).
7. Orang yang senantiasa beristighfar akan diberi kenikmatan yang baik terus-menerus. Allah berfirman, “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat,” (QS Hud [11]: 3).
8. Dengan beristighfar bisa menolak bala dan bencana. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun,” (QS Al Anfaal [8]: 33).
9. Istighfar bisa menjadi penyebab turunnya rahmat Allah. Allah berfirman, “Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat,” (QS An Naml [27]: 46).
10. Dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya. Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS An-Nisa’ [4]: 110).
Subhanallah, Demikianlah korelasi antara istighfar dengan kemakmuran, kesejahteraan, kemudahan dan kebahagiaan hidup.
https://www-islampos-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.islampos.com/amp/ini-10-keutamaan-istighfar-33868/.

Tuesday, January 15, 2019

KPK Pelajari Teror Novel Baswedan

KPK Pelajari Temuan Koalisi Sipil soal Kasus Teror Novel Baswedan

Haris Fadhil - detikNews

KPK Pelajari Temuan Koalisi Sipil soal Kasus Teror Novel BaswedanJuru Bicara KPK Febri Diansyah/Foto: Ari Saputra

Jakarta -
KPK bakal mempelajari temuan dari koalisi masyarakat sipil terkait kasus teror terhadap Novel Baswedan. Menurut KPK, semua temuan atau pun rekomendasi yang diberikan akan dipelajari.
"Tadi rekomendasinya dan dokumen yang juga baru disampaikan tentu saja seperti disampaikan pimpinan tadi kami akan pelajari terlebih dahulu," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (15/1/2019).


Febri mengatakan hal yang sama juga dilakukan terhadap rekomendasi dari Komnas HAM terkait kasus Novel. Dia juga menyatakan KPK bakal menganalisi apakah bisa melakukan penyidikan dengan pasal obstruction of justice terkait kasus ini.
"Pasal 21 (UU Tipikor) itu sepenuhnya bergantung pada apakah peristiwanya itu merupakan tindak pidana sebagaimana diatur di pasal-pasal tersebut. Kalau ada tentu saja harus ditangani lebih lanjut. Kalau tidak ada, tentu tidak boleh dipaksakan," ujar dia.

Koalisi masyarakat sipil sebelumnya menyerahkan laporan hasil pemantauan kasus Novel kepada KPK. Laporan itu disusun oleh YLBHI, LBH Jakarta, KontraS, Lokataru Foundation, ICW, LBH Pers, PSHK AMAR, Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) FH Universitas Andalas, PUKAT UGM.
Dalam laporan itu, ada rekomendasi kepada KPK, yaitu melakukan penyelidikan dan penyidikan atas dugaan obstruction of justice terkait penyerangan terhadap Novel dan juga penyidik KPK lainnya, serta menginformasikan kepada publik perkembangan penyelidikan tersebut secara rinci dan berkala.

Rekomendasi berikurnya ialah membentuk unit khusus yang permanen untuk menghadapi obstruction of justice, dengan tugas melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, serta memberikan perlindungan terhadap staf ataupun pimpinan KPK yang mendapatkan ancaman dalam kerja-kerjanya.

(haf/fdn)

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4386204/kpk-pelajari-temuan-koalisi-sipil-soal-kasus-teror-novel-baswedan?tag_from=wp_hl_judul&_ga=2.41347685.692869924.1547561111-180913598.1547561111


 
 

Monday, January 14, 2019

Mengenal Sastra Lebih Dekat


Mengenal Sastra Lebih Dekat 


Apa itu sastra?
Mungkin banyak sebagian orang yang belum mengenali tentang sastra. Untuk itu mari kita kenali lebih dekat. Check It Out......

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sastra beragam, yakni :
1. Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari);
2. Kesusastraan;
3. Kitab suci Hindu;Kitab Ilmu pengetahuan
4. Kitab; pustaka; primbon (berisi ramalan, hitungan, dsb)
5. Tulisan; huruf

sedangkan menurut Para Ahli tentunya pengertiannya beragam pula : 

Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.

Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.

Engleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.

Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.

Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”.

Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.

Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.

Dari beberapa pengertian tersebut anda seharusnya sudah bisa memahami dan setidaknya sudah sedikit mengenal apa itu sastra. Jika masih belum dirasa cukup kita kenali secara lebih mendalam. 

Taukah Anda film-film yang pernah anda tonton di televisi sebagian besar merupakan sebuah karya sastra. Kenapa seperti itu? kita ambil contoh salah satu film "Laskar Pelangi", di mana cerita yang ada dalam film tersebut berawal dari novel yang dibuat oleh seorang Penulis bernama Andrea Hirata yang memang di Indonesia namanya begitu besar dan banyak karya-karya dari beliau yang sudah di buat film juga.  

Nah berarti dari penjelasan di atas sudah dapat kita kenali kembali apa itu sastra. Dilihat dari penjelasan tersebut jenis sastra salah satunya adalah Novel. Selain Novel Jenis sastra yang lain diantaranya: Puisi, Cerpen (Cerita Pendek), Roman, Prosa dan Drama. Tentunya sudah mendengar dari jenis-jenis sastra tersebut. 

Untuk mengenali mengenai jenis-jenis sastra yang lain pantengin trus Blog ini. 
Don't Miss It....jangan lupa budayakan dan biasakan membaca. 

Sumber :
Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar ilmu sastra : (Teori sastra) untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas
          Surabaya : Usaha Nasional

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pembinaan
          dan Pengembangan Bahasa.

Eagleton, Terry dan Muhammad HJ. Salleh. 1988. Teori Kesusastraan : Satu Pengenalan. 
          Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Esten, Mursal. 1978. Kesusasteraan : Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung : Angkasa

Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya

Sudjiman, Panuti. 1986. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia

Taum, Yoseph Yapi, 1997. Pengantar Teori Sastra: Ekspresivisme, Strukturalisme, 
           Pascastrukturalisme,Sosiologi, Resepsi. Ende: Nusa Indah




Sembilan Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Rajab

Sembilan Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Rajab Selain Isra’ dan Mi’raj masih banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Ra...